Sabtu, 29 Maret 2008

Kinali, Show Window Teknologi Pertanian Dukung Agroindustrial Pedesaan

Minggu, 30 Maret 2008
Padang, Padek--Guna mempecepat daya serap teknologi bermutu di tingkat petani, PRIMA TANI, Kinali, Pasaman Barat (Pasbar) kini mulai mengembangkan kawasan pembelajaran petani. Kawasan ini diharapkan menjadi show window (pintu gerbang) teknologi pertanian di daerah. Sekaligus melengkapi klinik agribisnis dalam mendukung pembangunan agroindustrial pedesaan (AIP). “Lokasi dan rancang bangunnya sudah disiapkan. Kita juga sudah menjalin kerjasama dengan PT Tanindo. Semua teknologi yang akan masuk ke petani harus di uji dulu di tempat ini.

Program ini diharapkan melahirkan model pembangunan pertanian pedesaan berbasis iptek dengan dukungan kelembagaan yang kuat,” ujar Manajer PRIMA TANI Pasbar Ir Edy Mawardi kepada koran ini kemarin. Program ini kata Edi sudah dimulai tahun 2007 lalu di Jorong Langgam dengan komoditi unggulan padi, jagung dan kedelai. Bibit yang dikembangkan merupakan jenis hibrida Intani 2 dengan tingkat produktivitas dan ketahanan yang tinggi. Khusus kedelai diharapkan menjadi primadona seiring dengan krisis kedelai yang mengancam Indonesia akhir-akhir ini. Sementara dua daerah lain dalam tahap persiapan di antaranya Jorong Bangunrejo dengan komoditi sawit diintegrasikan dengan sapi dan Jorong Koja melalui integrasi sawit dengan lele.

Namun masyarakat secara swadaya sudah mulai melakukan pola integrasi pertanian ini karena memang sangat efektif, efisien dan menguntungkan. Misalnya, untuk pemeliharaan 20 ekor sapi dibutuhkan lahan sawit seluas 10 hektar. Integrasi ini akan memberikan efesiensi makanan bagi ternak karena pakannya bisa diambil dari rajangan empulur pelepah sawit. Sedangkan kotoran ternak bisa menjadi pupuk organik yang akan menyuburkan tanah dan memberikan pertumbuhan yang baik bagi tanaman sawit. “Nah, di Koja kita kembangkan lele di antara saluran pembatas kebun sawit. Lele bisa berkembang dengan baik karena sifatnya yang bisa bertahan pada kondisi oksigen rendah. Saat ini masyarakat sudah melakukan secara swadaya di atas lahan seluas 7 hektar,” bebernya.

Selain menyediakan media pembelajaan petani terang Edi Mawardi, PRIMA TANI juga akan mengembangkan Badan Usaha Milik Pedesaan (BUMP). Badan ini akan bertugas mengurusi kebutuhan petani dari hulu hingga hilir. Mulai dari penyediaan sarana produksi (Saprodi), pemasaran dan pengolahan hasil pertanian sehingga terbentuk unit agribisnis pedesaan (AIP). Ke depan lanjut Edi Mawardi KPP PRIMA TANI Kinali bisa menjadi kiblat dalam pembelajaran petani tidak hanya untuk masyarakat sekitar tetapi petani dari luar daerah. Berbagai program pelatihan akan dikembangkan dan petani lokal diharapkan tidak sekadar menjadi peserta tetapi bisa menjadi instruktur bagi petani lainnya. (gebril daulai)

Tidak ada komentar: